Selasa, 17 Juli 2012

Bromo, tidak bergerak dan abadi

Bermula dari rencana yang gagal, kami menuju Bromo. Aku tidak pernah bermimpi bahkan berharap (sebelumnya) melakukan perjalanan dengan obyek pegunungan. pikirku, akankah se-mem-bosan-kan seperti lagu anak-anak
"naik naik ke puncak gunung,
 tinggi tinggi sekali, 
kiri kanan kulihat saja, 
banyak pohon cemara ha ha"
cuma vegetasi itukah yang akan menemani perjalanan kami -___- hows boring it could be?

Jam 1 lewat beberapa menit dini hari, kami berangkat dengan wajah lelah karena belum membiasakan diri perjalanan malam.

sejam..
2 jam.. krik krik

melewati tanjakan berkelok-kelok ditengah jurang hitam memikat dan vegetasi yang well sejauh mata memandang paduan cemara, pinus, ilalang, bunga warna kuning menyalak membuat mata tidak lagi dapat terpejam.semakin menanjak 45 derajat,semakin dekat rasanya mata telanjang dengan langit biru dan hamparan bintang-bintang berkelap-kelip. WOOOOW, Luarbiasa Tuhan..Tuhan menciptakan segala hal dengan Amat Baik dan mendetail.

singkatnya, kami menuju Penanjakan dengan memanjatkan doa. di subuh itu, Ibu kurang enak badan jadi beliau duduk mendampingi bapak pemilik jip. aku, ayah, mas andri, bude, kami semua lelah dengan posisi duduk yg miring dan mata yang perih akibat kurang tidur. namun kami bertekad untuk terus bersabar...

dan memang setiba di Penanjakan, sepanjang mata dan kerak mata memandang :P (maklum belum sikat gigi dan cuci muka) bromo begitu indah, cantik dan anggun dalam dekapan kabut pagi itu.



"selamat Pagi, Bromo.."


ini ayahku sedang pose memunggungi belantara


aku berharap bisa kembali ke Bromo, menunggu dengan sabar untuk hangatnya sinar mentari..



tidak masalah kalau untuk menerima kehangatan mentari

harus duduk dengan posisi ini



akhir kata, I bow to the universe. I love you Bromo, so do you ?

Tidak ada komentar: