Rabu, 25 Juli 2012

Hari Pertama (Mengenal Mereka Apa Adanya)

saya mengawali cerita kali ini dengan sebuah kutipan
"Tuhan telah memberikan kepada setiap kita kemampuan untuk melakukan hal-hal tertentu dengan baik." Roma 12:6, The Living Bible

berawal dari sebuah ajakan untuk mengisi acara Istana Kasih di SMPN 22, aku dengan jujur bondo nekat untuk mengiyakan. pikirku sebuah kesempatan emas untuk mengisi liburan sambil berbagi sukacita dengan adik-adik remaja. aku merasa kurang mumpuni untuk berkhotbah tapi yang aku tahu, aku bisa mencairkan suasana.

aku, Ocha, Rizki, Mas Cornelius dan Mas Fendy dengan segala keterbatasan kami mencoba untuk membuat acara dengan seru dan bermakna. kami mengambil tema ANAK TERANG. mengapa? karena kami merindukan anak-anak manis kepunyaan Tuhan yang dapat bersinar dan menjadi berkat bagi sekitar melalui perbuatan baiknya.

Hari pertama (no photos).

kami lebih banyak ber-fellowship dengan ke-enambelas anak manis, menggemaskan, banyak tingkah sehingga games yang dibuat  betul-betul menguras tenaga mulai dari tebak gambar ala RM, kata Ocha, dan lagu-lagu yang penuh gerakan.

agak semrawut karena anak-anak ini sangat suka bergerak dan berbicara, wajarlah kenakalan anak SMP. tapi sejujurnya aku kurang mengatasi tingkah pola mereka, jujur sangat berat untuk menfokuskan perhatian mereka.

kemudian kami nonton film judulnya "DolphinTale" film yang intinya bercerita tentang kecacatan seekor lumba-lumba yang ekornya patah. Ia harus berjuang hidup di tengah keterbatasannya. Tokoh utama, Sawyer, seorang anak yang digolongkan anak cupu di kelas, pemalu dan kurang pergaulan namun karena ketulusan hatinya Ia dapat menyelamatkan lumba-lumba cacat dan bahkan orang-orang dengan keterbatasan fisik lainnya untuk lebih percaya diri menghadapi kehidupan.

namun aku cukup prihatin karena anak-anak ini sering kehilangan fokus untuk menonton.

suasana jadi kurang kondusif. film diputar mereka sibuk cekikikan, saling ganggu, ada yang sms-an, ada yang gambar-gambar, melamun, memperhatikan namun kemudian umek sendiri

aku jengkel.

aku sedih.

aku merasa gagal.


sedikit-sedikit aku jadi kurang konsen terhadap film yang diputar, sibuk memperhatikan anak-anak remaja yang bertingkah pola dengan keunikan masing-masing.

OOO aku baru sadar, inilah remaja abad ini
mereka tidak suka dengan hal-hal yang monoton, mereka bisa asyik sendiri dengan apa yang mereka ciptakan, mereka cepat belajar namun cepat bosan.

melalui kacamata-ku, anak 18 tahun yang pernah smp
aku harus nrimo keistimewaan mereka, aku belajar untuk tidak mengubah dunia dan keasyikan mereka, namun berhenti sejenak dan mengamati kenyamanan, keseruan, kebahagiaan dan sukacitanya ketika mereka mengerjakan apa yang namanya kebebasan.


anak terang yang bebas berekspresi namun tetap sopan
anak terang yang bebas mengerjakan apa yang dia mau tapi sembari menaati aturan
anak terang yang bersukacita, yang dengan tawanya mampu memberi kedamaian bagi yang melihat.

dari tingkah mereka aku mendapat berkat, belajar untuk menerima ke-16 anak terang ini dengan apa adanya tanpa perlu mereka berpura-pura untuk jadi orang lain.





Selasa, 17 Juli 2012

Bromo, tidak bergerak dan abadi

Bermula dari rencana yang gagal, kami menuju Bromo. Aku tidak pernah bermimpi bahkan berharap (sebelumnya) melakukan perjalanan dengan obyek pegunungan. pikirku, akankah se-mem-bosan-kan seperti lagu anak-anak
"naik naik ke puncak gunung,
 tinggi tinggi sekali, 
kiri kanan kulihat saja, 
banyak pohon cemara ha ha"
cuma vegetasi itukah yang akan menemani perjalanan kami -___- hows boring it could be?

Jam 1 lewat beberapa menit dini hari, kami berangkat dengan wajah lelah karena belum membiasakan diri perjalanan malam.

sejam..
2 jam.. krik krik

melewati tanjakan berkelok-kelok ditengah jurang hitam memikat dan vegetasi yang well sejauh mata memandang paduan cemara, pinus, ilalang, bunga warna kuning menyalak membuat mata tidak lagi dapat terpejam.semakin menanjak 45 derajat,semakin dekat rasanya mata telanjang dengan langit biru dan hamparan bintang-bintang berkelap-kelip. WOOOOW, Luarbiasa Tuhan..Tuhan menciptakan segala hal dengan Amat Baik dan mendetail.

singkatnya, kami menuju Penanjakan dengan memanjatkan doa. di subuh itu, Ibu kurang enak badan jadi beliau duduk mendampingi bapak pemilik jip. aku, ayah, mas andri, bude, kami semua lelah dengan posisi duduk yg miring dan mata yang perih akibat kurang tidur. namun kami bertekad untuk terus bersabar...

dan memang setiba di Penanjakan, sepanjang mata dan kerak mata memandang :P (maklum belum sikat gigi dan cuci muka) bromo begitu indah, cantik dan anggun dalam dekapan kabut pagi itu.



"selamat Pagi, Bromo.."


ini ayahku sedang pose memunggungi belantara


aku berharap bisa kembali ke Bromo, menunggu dengan sabar untuk hangatnya sinar mentari..



tidak masalah kalau untuk menerima kehangatan mentari

harus duduk dengan posisi ini



akhir kata, I bow to the universe. I love you Bromo, so do you ?